Minggu, 03 Januari 2010

kepemimpinan

PEMIMPINAN SEBAGAI AGEN PERUBAHAN (AGENT OF CHANGE)

Kepemimpinan masa depan adalah adanya “perubahan internal dalam dirinya”yang mengartikan bahwa seorang pemimipin yang memiliki kepedulian terhadap perubahan dan mampu beradaptasi terhadap setiap perubahan yang ada.Perubahan disik api oleh kebanyakan orang akan membawa perasaan sakit (pain), karena perasaan sakit itu bisa saja disebabkan kegagalan, ketidak puasan, dan kegagalan atau sebaliknya ingin mempertahankan posisi di satu yang sudah mapan bagi dirinya.

Kepemimpinan memiliki perbedaan perbedaan yang ada, karna tergantung pada situasi, tugas, dan karakteristik dari para pemimpin tingkat atas, banyak teori-teori kepemimpinan yang diteliti oleh beberapa orang, menyatakan banyaknya perbedaan tergantung fokusnya yang akan diteliti. Namun karakteristiknya dan tujuan hampir sama, mereka yang akan membentuk berbagai organisasi untuk mencapai tujuan dengan cara masing yang dijalankan oleh para pemimpin pada berbagai tingkat organisasi. Perkembangan organisasi yang ada tentunya akan menuntut perubahan, karena adanya tantangan baru, kreatifitas, pembangunan, dan pemeliharaan, sehingga perubahan (evolving) organisasi yang baru akan dibutuhkan. Ada beberapa faktor yang akan dapat melakukan perubahan itu yang pada intinya adalah tergantung dari good will pemimpin.Perubahan suatu organisasi banyak di pengaruhi oleh beberapa gaya kepemimpinya, maka pada kesempatan ini akan di bahas secara detail.

Changing: The Leader as Change Agent. Perkembangan dan perubahan yang begitu cepat seperti perubahan teknologi, perkembangan ekonomi, kemajuan politik, dan perubahan lingkungan sosial, perlu dipertimbangkan oleh para pemimpin. Mengutip dari kalimat yang mengatakan “people don’t resist chage, people resist being changed” bahwa setiap orang tidak masalah dalam perubahan akan tetapi bila perubahan pada dirinya akan menjadi masalah.Memang merupakan hal yang tidak mudah untuk menuju perubahan, akan tetapi kalau tidak dari sekarang kapan kita akan berubah menuju yang lebih baik. Ada kalimat bijak yang mengatakan “tiada yang abadi didunia ini, namun yang abadi adalah perubahan”, pemimpin harus mulai berpikir menjadi agen perubahan (Agent of Change), bukan hanya untuk memimpin saja, namun lebih diutamakan adalah bagaimana melakukan perubahan bagi sesuatu yang tidak memberikan keuntungan bagi organisasi.

Apabila suatu organisasi mengalami permasalahan harus mengalami perubahan yang diperlukan, pemimpin sebagai agen perubahan harus dapat menerima kepahitan itu . Pemimpin harus berani melepaskan beberapa elemen yang dianggap tidak penting dalam organisasinya yangb telah lama mengakar sebagai sebuah kultur. Sebagai contoh pemimpin level dibawahnya telah diindoktrinasi pola atau kebiasaan lama telah membuat individualisme menjadi kuat. Hal ini yang menjadikan mereka menolak membuka kesempatan pada alternatif yang baru . Seyogyanya perubahan harus dilakukan mana kala adanya yang menghambatnya suatu organisasi harus direduksi. Pemimpin harus berani dan mampu melakukan itu, oleh karena itu ada 3 hal penting bagi pemimpin yang mampu membawa perubahan dalam organisasi yang di pimpinnya, yang terdiri dari:

a. All changed is self-changed.kata kesanggupan”that soft stuff’ merupakan kunci untuk mendapatkan hasil yang diinginkan , walaupun kita tahu bahwa tidak ada jalan lain untuk melakukan perubahan dengan cara yang enak dan nyaman. Pemimpin tetap melakukan perubahan bila dalam suatu organisasi secara struktur dan fungsinya harus dirubah, walau resistensinya ada.

b. With self-changed you get emotions. Kepemimpinan ingin perubahan dimulai dari dirinya sendiri sebagai contoh memberikan keteladanan dan integritas.Hal ini merupakan seni kepemimpinan yang disebut “that soft stuff” dari hatinya yang paling dalam hanya terdiri dari heart and hear. Pemimpin harus mau mendengarkan dan menggunakan hati untuk mengadakan perubahan, seperti merubah kultur dalam organisasi dimulai dari pimpinan atas, hal ini akan berlaku efektif dan akan diikuti oleh pengikut(follower) sehingga perubahan itu terjadi.

c. Changed requires self-leadership. Pemimpin harus secara kontinyu berusaha untuk dapat memastikan dan memutuskan sesuatu yang ingin dicapainya, baik di tinjau dari nilai, misi dan visi, serta dapat menggerakan untuk mempengaruhi pengikutnya untuk mengikuti apa yang diinginkanya.Sebagai contoh pemimpi seperti ini biasanya memberikan komitmen dan keteladanan serta dapat membenarkan /koreksi untuk sesuatu pekerjaan, agar tidak terjadi kesalahan demi pencapaian tujuannya.

Pada dasarnya perubahan akan terjadi secara bertahap (Gradual), namun semua itu sangat tergantung dari motivasi pemimpin untuk merubah dirinya lebih dahulu di tengah pengikutnya.pengertian yang mengtakan”self Leadership is the essence of leadership”. Prinsip mengetahui dirinya sendiri dan mencari masukan masukan kepada bawahan yang dapat dipercaya untuk kemajuan organisasi merupakan pemimpin yang selalu tanggap kepada lingkungan yang selalu berubah. Kadang kala kita mau adanya perubahan, akan tetapi takala perubahan dituntut pada diri kita inilah yang masih adanya resistensi, oleh karenanya Visi dari leadership adalah self leadership yang intinya perubahan individu untuk butuh keberanian akan perubahan diri sendiri(self changed). Menjadi pemimpin harus memiliki jiwa yang selalu di munculkan pada dirinya sendiri secara terus menerus untuk memiliki nilai, visi dan Misi dan keberanian terus ditingkatkan dan dipertajam. Paling poko dan hakiki dalam mengasah jiwa itu adalah memiliki kepedulian terhadap ancaman dari luar yang dapat menggangu organisasi, serta dampaknya dapat melemahkan semangat kita. Dari semua Persoalan itu yang sangat mendasar adalah ancaman dari diri sendiri.


2. PEMIMPIN TALENTA

Kepemimpinan sejak dulu selalu dikaji dan diteliti oleh para ahli, mengingat pemimpin mempunyai otoritas sentral untuk menggerakan dinamika kehidupan organisasi dalam mencapai tujuan. Baik organisasi militer maupun organisasi pemerintahan, perilaku dan kemampuan pemimpin tingkat strategis maupun tingkat pemimpin paling bawah (strategic leadership/organizational leadership) berperan, sebagai penggerak segala sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun sumber daya yang lainnya. Dihadapkan dengan perkembangan dan permasalahan dalam organisasi yang ada, pemimipin dituntut untuk dapat mengambil suatu keputusan yang tepat dan efisien.

Pemimpin masa depan adalah seorang yang mampu membentuk suatu kultur atau sebuah sistim nilai berdasarkan prinsip prinsip yang kuat, membentuk kultur dalam suatu organisasi yang dipimpinya memiliki tantangan yang besar dihadapkan dengan perkembangan yang dinamis.Berkaitan dengan tantangan yang semakin kompleks, maka dibutuhkannya untuk menghadapi dan memberi suatu solusi untuk keluar dari persoalan, oleh karenanya hanya dapat dicapai oleh seorang yang memiliki kualitas dan talenta dari pemimpin masa depan. Pemimpin seperti inilah yang memiliki Visi dan Misi, keberanian dan selalu menggali potensinya dengan belajar untuk mengisi dirinya, karna pemimpin harus dapat melihat kecenderungan situasi(Trend) dan mengantisipasi lingkungan yang terjadi, mengevaluasi kemajuan organisasi maupun kegagalanya.
Kepemimpinan memiliki Visi dan Misi (Strategic leadership and futuring), yang dikutip oleh Collin powell. Dijelaskan bahwa untuk menjadi pemimpin yang strategis berwawasan kedepan dan untuk menghadapi perkembangan yang ada

Hire talent and values, not just resumes: definisinya, adalah menjelaskan tentang pengalamannya dimasa lalu yang artinya menjelaskan dalam menentukan dan mempertimbangkan untuk melihat rekam jejak dan pengalaman dari pemimpin, agar dalam menjalankan Visi dan Misi organisasi seperti yang diharapkan. Banyak hal yang telah di buktikan dengan pengalaman dan kemampuan pemimpin dalam menjalankan organisasi masa lalu, berkat penugasan yang beragam dan pengalaman akan menjadi terlatih dan terasah nalurinya dalam setiap pengambilan keputusan, disamping itu memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah di organisasinya, semua itu didapatkan tidak serta merta akan tetapi dibangun berdasarkan penggalian potensi diri dan kemampuan / skill yang didapat dengan proses pembelajaran. seperti yang dikutip oleh Colin powell “ The best people will develop the best ideas and the most effective follow–up” Dikatakan bahwa bahwa orang terbaik akan membangun ide ide yang baik dan sangat efektif untuk ditindak lanjuti, pada dasarnya semua itu didapatkan berdasarkan pengalaman dan kemampuanya.Semua itu didapatka tidak serta merta, namun dengan mengisis dirinya, oleh karena itu untuk menjadi pemimpin yang memiliki visi dan Misi harus memenuhi persyaratan sebagi berikut :1). Interpersonal skills.personel memiliki Coaching (pelatih), teaching (guru), counseling (konsul), motivating (motivasi) dan empowering (menguasakan ).2). Conceptual skills.memiliki pikiran analisis dan kritis terhadap persoalan untuk kemajuan organisasi.3). Technical skills .memiliki tehnik skill yang berkaitan dengan tugas sehari harinya. 4). Taktical skills.memiliki kombinasi dari konsep yang dibuat dengan perpaduan tehnik keahliannya.

Kesimpulan .Dari penjelasan tentang kepemimpinan yang memiliki Visi dan Misi maka dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa Kepemimpinan visioner dan Misioner dihadapkan dinamika yang ada untuk menjawab tantangan kedepan bukanlah mudah seperti membalikan telapak tangan. Apalagi persoalan yang dihadapi semakin kompleks seperti masalah Global sampai dengan masalah Nasional. Kepemimpinan talenta harus selalu menggali segala kemampuan yang ada melalui pendidikan, kompetensi dan profesionalismenya. Dalam perkembangan globalisasi berdampak kepada perubahan tataran dunia pemimpin harus dapat mempertahankan kepemimpinan yang berwawasan kedepan. Kepemimpinan harus memiliki karakter dan strategi yang kuat, kedua kombinasi ini yang dapat membawa organisasi kearah yang sesuai visi dan misi yang telah direncanakan. Konsistensi dalam mengimplementasikan merupakan suatu yang perlu di pegang, agar pola organisasi selalu terarah sampai mencapai sasaranya.

Kepemimpina talenta dapat merubah budaya organisasi dan dapat melakukan perubahan perubahan yang dapat memajukan organisasi dengan perkembangan dinamika yang ada. Disamping itu kepemimpinan memiliki etika, moral dan profesionalisme.


3. PERBEDAAN KEPEMIMPINAN MILITER DAN SIPIL

Kepemimpinan Militer.

Kepemimpinan Militer yang telah diterapkan sejak pada masa jaman Perang Dunia 1 s/d Perang Dunia II mulai dari jenderal Mc Arthur,Hitler dan jenderal Napoleon Bonaparte dapat diambil hikmah dari gaya kepemimpinanya. Seperti apa yang telah diutarakan “bahwa kepemimpinan memerlukan perpaduan yang baik antara strategi dan karakter, namun apabila anda harus memilih salah satu maka lupakanlah strategi dan pilihlah karakter” (H. Norman Schwarzkopf) yang artinya bahwa antara strategi dan karakter harus dipadukan. Dalam dunia Militer untuk membawa organisasi mencapai tujuan yang akan dicapai pemimpin harus memiliki karakter yang kuat disamping memiliki strategi dalam pencapaianya.

Sebagaimana telah di pelajari pada organisasi militer di dunia memiliki empat unsur po kok, yaitu sumber daya manusia, doktrin militer, organisasi militer dan sistem senjata. Sedangkan dalam kepemimpinan militer (military leadership) mampu mengaplikasikannya dalam melaksanakan tugas pokoknya. Adanya perbedaan kekhususan yang dimiliki bila dibandingkan dengan kepemimpinan sipil, misalnya kepemimpinan dalam perusahaan atau organisasi massa, organisasi politik dan sebagainya. Perbedaannya terletak pada organisasi, kehidupan militer yang mana dalam pelaksanan tugas adanya kekhususan. Pada hakekatnya tugas militer dimananpun berada adalah menegakkan kedaulatannya, menjaga keutuhan wilayah dan menjaga keselamatan jiwa segenap bangsanya dari ancaman militer asing.

Dalam organisasi militer, para prajurit direkrut berdasarkan panggilan jiwa untuk mengabdi kepada negaranya dan dibentuk berdasarkan doktrinasi dalam setiap nafasnya, maka kepatuhan, ketaatan dan loyalitas telah terbentuk. Pemimpin militer tentu memiliki peluang untuk mendapatkan pengikut yang patuh, dikarnakan terbentuknya doktrin tadi, maka kewajiban pemimpin agak ringan. Pada sisi lain pemimpinya harus mampu dan membina para prejurit bawahannya dalam kondisi dan situasi apapun. Pada umumnya kepemimpinan militer memiliki gaya tersendiri, dikarnakan pelaksanan tugas pokoknya yang mengandung resiko kehilangan nyawa, karna itulah diperlukanya disiplin, loyalitas dan dedikasi. Beberapa macam gaya pemimpin militer yang akan di kupas untuk membedakannya. Macam-macam gaya kepemimpinan (Patrick L. Townsend dan Joan E. Gebhadt,USA Army Manual Leadership-FM22-100). mendefinisikan gaya kepemimpinan menjadi tiga. Adapun kriteria itu terdiri dari:


a. Gaya Otoriter.

Gaya kepemimpinan ini dilakukan dalam rangka untuk melakukan apa yang perintahkan dan bawahan wajib melaksanakan apa yang menjadi dengan tugas pokok organisasi. Seorang komandan menggunakan kepemimpinan otoriter memutuskan suatu keputusan tanpa meminta saran dari bawah bersifat Top Down, Bila komandan membutuhkan saran sah sah saja, namun pada umumnya pemimpin memutuskan sendiri. Pada pengambilan keputusan yang otoriter memiliki pendekatan dan alasan alasan tertentu seperti:1).Pemimpin memiliki semua informasi yang diperlukan untuk dapat memecahkan permasalahan dan dibutuhkannya aksi tindak lanjut yang segera di lakukan, maka dilakukan langsung dari atas tanpa meminta saran dari bawah. 2). Batasan waktu yang dimiliki sangat terbatas, dikarenakan pencapaian hasil yang segera ditindak lanjuti.3). Bawahannya dapat termotivasi, karena adanya tanggung jawab yang dimiliki dan juga tuntutan kepatuhannya. Pendapat orang pada umumnya bahwa pemimpin militer akan selalu menggunakan gaya kepemimpinan otoriter.Pada pernyataan Manual juga menjelaskan bahwa pemimpin militer yang telah memiliki waktu dan semua informasi serta mampu memberikan motivasi yang baik kepada bawahannya adalah pemimpin yang mempraktekan kepemimpinan gaya partisipatif dan delegatif.

b. Gaya Partisipatif.

Gaya kepemimpinan ini akan meminta saran dan pendapat bawahan atau melakukan rapat (Round Table), khususnya dalam menentukan sesuatu sasaran dan tujuannnya serta tahap tahap pelaksannanya. Pada gaya kepemimpinan ini biasanya pemimpin masih tetap mempertahankan otoritasnya dalam membuat keputusan akhir. Sebagai contoh Kepala staf angkatan akan meminta nasehat kepada para asistennya sebelum diputuskanya sesuatu yang keputusan yang bersifat stategis.

b. Gaya Delegatif.
Pada gaya kepemimpinan ini, pemimpin mendelegasikan kewenangannya kepada bawahan untuk memberikan keputusan yang penting, namun pemimpin masih tetap bertanggung jawab atas hasil keputusan akhir yang diambil oleh bawahannya. Pemimpin militer pada umumnya dapat mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan bila mana bawahan itu dapat dipercaya, akan tetapi bukan berarti melempar tanggung jawab contoh : Panglima TNI melaksanakan tugas yang sifatnya eksternal untuk yang internal diserahkan kepada wakilnya atau stafnya.

KEPEMIMPINAN SIPIL

Kepemimpinan sejak dulu selalu dikaji dan diteliti oleh para ahli, mengingat pemimpin mempunyai otoritas sentral untuk menggerakan dinamika kehidupan organisasi dalam mencapai tujuan. Perilaku dan kemampuan pemimpin berperan sebagai penggerak segala sumber daya yang ada baik sumber daya manusia maupun sumber daya yang lainnya. Suatu organisai tentunya mempunyai visi dan misi dengan aplikasinya penerapan tujuan secara berjangka, baik jangka pendek sampai dengan tujuan jangka panjang. Kepemimpinan dalam Dunia non militer merupakan organisasi yang dinamis. Hal ini seiring dengan makin mengglobalnya persaingan di berbagai bidang. Persaingan yang terjadi makin ketat, seiring dengan polanya yang tidak dapat diprediksi. Pada organisasi bukan hanya berkompetisi dengan organisasi lain atau perusahaan lain yang berada dalam negara atau suatu kawasan regional,akan tetapi selalu bersaing dalam lingkungan global.

Mengutip dari definisi kepemimpinan yang menyatakan “Leadership is the ability to influence a group toward the achievement of goals”, yang berarti bahwa pemimpin memiliki kemampuan untuk mempengaruhi suatu group kearah suatu tujuan yang ingin dicapai.Dalam kepemimpinan Sipil tidak seperti Militer yang telah didoktrin pada saat pembentukan, sedangkan sipil tidak melaui fase itu, sehingga mereka kurang patuh, loyal dan disiplin dibanding militer. Perlunya seni yang baik untuk memimpin di kalangan sipil, oleh karena itu pemimpin di kalangan ini harus memiliki gaya kepemimpinan tersendiri diantaranya:

a. Kepemimpinan Transaksional, merupakan salah satu gaya (style) pemimpin yang intinya menekankan dialog / transaksi antara pimpinan dan bawahan sebagai imbalan untuk mendapatkan kepatuhan.(Burns 1978 ). Sedangkan tujuanya untuk memotivasi bawahan dengan memberikan imbalan (rewards ) bagi mereka yang berprestasi.

c. Kepemimpinan Transformasional,Merupakan sebuah proses dimana para Komandan Satuan dan pengikutnya saling menaikan diri ketingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi ( Burns 1978 ). Kepemimpinan Transformasional lebih dari sekedar pertukaran dan memberikan dorongan pada bawahan untuk melakukan kinerja yang diharapkan dengan stimulasi intelektual serta menginspirasi bawahan untuk melebihi minat pribadi mereka demi tujuan, misi dan visi yang lebih tinggi.
Sejak jaman perang dunia I sampai dengan II organisasi militer menunjukan suatu organisasi yang memiliki tahapan tahapan yang baik mulai dari perencanan sampai pelaksanaanya.Teory perang dan strategi Sun Tzu dulu pada jamanya digunakan untuk mencapai kemenangan perang. Perjalananya hingga saat ini masih relevan untuk digunakan , hal ini telah banyak digunakan di organisasi sipil dalam pencapaian tujuanya.
Sebagai ilustrasi pendapat dari William F. Ward. Dia pernah menjadi Jenderal AD AS yang memimpin komando cadangan AD ke 77 tokoh terkenal AS yang pernah berkecimpung dalam dunia militer dan bisnis yang sukses dan kemudian menjadi Presiden Gestam,Inc. William F. Ward mengatakan: militer umumnya lebih berorientasi kepada orangnya daripada bisnisnya atau tugas pokoknya.Sedangkan pada Perusahaan lebih menekankan pada keahlian manajemen, namun sedikit sekali tetang mutu kualitas kepemimpinanya. Saya mengalami sendiri dan menyaksikan bahwa perusahaan pada umumnya tidak mempedulikan orang-orang atau anggotanya. Di perusahaan banyak manajer yang justru membuat orang yang baik sampai menyingkir dan mencari perusahaan lain yang bisa menghargai mereka.Persamaan yang didapatkan dari perbandingan pemimpin militer dan pemimpon sipil adalah dalam melakukan tugas pokok berdasarkan pada manajemen organisasi dan memiliki visi dan misi sesuai tujuan dan pencapaianya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar