Minggu, 03 Januari 2010

TEMU DAN KENALI PERMASALAHAN
TUMBUH KEMBANG ANAK SERTA PENANGANANNYA


1. Latar belakang

a. Kehidupan dalam rumah tangga bertujuan mencapai keluarga yang sakinah dan mawardah, dan warohmah serta dapat mengarungi kehidupannya seperti harapan yang diinginkan, apalagi dalam menjalani kehidupanya kita sukses dalam karir, dan dapat mengantar buah hati menjadi anak yang mandiri, soleh, berbakti kepada orang tua serta dapat memberikan manfaat bagi lingkunganya, hal ini merupakan dambaan bagi setiap keluarga. Ada yang mengatakan Das sein and Das solen bahwa antara harapan dan kenyataan tidak seperti yang diinginkan, oleh karena itu kita tidak boleh berputus asa dan selalu berusaha, masih ingat bahwa pepatah mengatakan “ada kemauan ada jalan yang akan didapati.”

b. Setiap persoalan tidak akan terlepas dari sisi kehidupan yang dijalani oleh setiap keluarga pada umumnya, apa lagi dengan situasi ekonomi saat ini dihadapkan kebutuhan primer, kebutuhan pendidikan, kebutuhan kesehatan, bahwa penghasilan tidak berbanding lurus yang artinya tidak mencukupi. Mempersiapkan dan pembimbingan anak sangat prioritas, karena anak merupakan amanah/titipan dari tuhan harus dijaga, dibimbing, diarahkan agar menjadi anak yang mandiri untuk menghadapi masa depanya, kadang kala kita menangis dan takut apa bila anak kita memiliki kekurangan dibandingkan anak yang lain, kekuatiran sebagai orang tua merupakan hal yang wajar.

c. Pertumbuhan anak tidak terlepas dari permasalahan tumbuh kembang sejak dalam kandungan maupun setelah kelahiranya, oleh karenanya kita sering mendengar anak Autis, anak PDD Nos, anak ADHD, serta anak yang memiliki kekurangan. Mereka inilah yang disebut anak anak yang memiliki kebutuhan khusus, hal ini perlu penanganan serius dan biaya yang tidak sedikit, namun bila kita tidak menangani apa yang akan terjadi dengan buah hati kita, tentunya kemandirian, kesiapan interaksi sosial dikehidupan dan menyiapkan anak menjadi anak yang berguna bagi kedua orang tua dan lingkunganya tidak akan tercapai.

d. Menyikapi permasalahan diatas bahwa setiap permasalahan keluarga besar TNI-AL merupakan binpers fungsi komando, apa bila dihadapkan penghasilan dan biaya pengobatan bagi orang tua yang memiliki anak kebutuhan khusus memerlukan biaya yang tidak sedikit, Oleh karena itu perlu dicarikan suatu terobosan atau solusi bagi keluarga, maka penulis berupaya memberikan gambaran dan penjelasan berdasarkan referensi yang didapat. Kami menyadari pembahasan masih banyak kekurangan kekurangan, akan tetapi ada pepatah mengatakan ”lebih baik berbuat dari pada tidak berbuat sama sekali”. Semoga ada manfaat yang didapatkan.

2. Perkembangan Anak Normal

a. Perkembangan anak dari hari kehari harus selalu dideteksi lebih awal, karna intervensi secara dini dapat mengetahui penyimpangan perkembangan perilaku anak serta mengetahui sejauh mana keterlambatan dalam perkembangannya, bila mana adanya ketertinggalan maka kita dapat mengejar dan mengisinya. Gangguan pertumbuhan anak tidak lepas dari perilaku dalam berinetraksi dengan individu lain, dari masa balita sampai dengan masa dewasa akan selalu ketergantungan dengan individu lainya, oleh karena itu kebutuhan perilaku yang dapat diterima dilingkunganya perlu dibina, agar komunikasi dan hubungan sosial berjalan baik.

b. Bentuk gangguan perilaku dalam perkembangan anak harus dikoreksi dan diperbaiki dari usia sedini mungkin, adapun yang terjadi karna tidak mengertinya orang tua dalam pemantauan perkembangan perilaku serta penangannya, maka anak sampai dewasa tidak tertangani, sehingga perilakunya tidak dapat diterima pada norma norma umum. Melihat fenomena yang terjadi, bila berlanjut sampai pada tingkat usia dewasa akan berbahaya karna anak akan melakukan tindakan yang tidak menyenangkan atau lebih celaka lagi melakukan tindakan kriminal yang tanpa disadarinya. Sebelum menelisik jauh kedalam tentang gangguan pertumbuhan anak akan dijelaskan, bahwa phase usia 5 bulan sampai dengan 3 tahun perkembangan anak akan melalui tahapan sebagai berikut: (Lihat Tabel)


USIA KEMAMPUAN MOTORIK KEMAMPUAN WICARA
Lahir Fiksi Pandangan Bereaksi Terhadap Suara
5 Minggu Tersenyum Sosial
2 Bulan Mengikuti benda di garis tengah
3 Bulan Mengikuti tangan terbuka Guru-guru
4 Bulan
Menyatukan kedua tangan Orienatasi terhadap suara
A-guu, a-guu
Mengoceh
5 Bulan Mengetahui adanya benda kecil
Memindahkan benda antara kedua tangan Menoleh kepada suara bel Fase I Mengoceh
6 Bulan Meraih unilateral Mengoceh
Dadadada ( menggumam)
7 Bulan Memeriksa benda Menoleh kepada suara bel fase II

8 Bulan
Memeriksa benda Mengerti perintah “Tidak boleh”
Da-da tanpa arti
Ma-ma tanpa arti
9 Bulan Pincet grasp prematur
Melempar benda Da-da
Menoleh kepada suara bel Fase III
10 Bulan Membuka penutup mainan
11 Bulan Pinset grasp dengan jari
Meletakkan kubus di bawah gelas Mengerti perintah di tambah mimik
Mama dan kata pertama selain mama


12 Bulan Melepaskan benda dengan sengaja
Mencoret
Memasukan biji ke dalam botol
Minum dari gelas sendiri
Menggunakan sendok

Kata kedua
13 Bulan Kata ketiga
14 Bulan Melepas biji dengan meniru Mengerti perintah tanpa mimik
15 Bulan Meniru membuat garis
Menyusun 2 kubus 4-6 kataa
16 Bulan Melepaskan biji spontan
Menyusun 3 kubus
17 Bulan Menunjuk 5 bag badan yang disebutkan
7-20 kata
18 Bulan Membuat garis secara spontan
21 Bulan Kalimat pendek 2 kata
24 Bulan Kereta api dengan 4 kubus 50 kata
Kalimat terdiri dari 2 kata
25-27 Bulan Membuat garis datar dan tegak
30 Bulan Kereta api dengan cerobong asap
Meniru membuat lingkaran
3 Tahun Membuat lingkaran spontan
Membuat jembatan dari 3 kubus 250 kata
Kalimat terdiri dari 3 kata
4 Tahun Membuat pintu gerbang dari 5 kubus
Memasang kancing Kalimat terdiri dari 4-5 kata
Bercerita
Menanyakan arti suatu kata
Menghitung sampai 20
5 Tahun Mengikatkan tali sepatu
6 Tahun Membuat tangga dan dinding dari beberapa kubus tanpa contoh

c. Dengan melihat tabel diatas maka akan dapat mengetahui phase yang dilewati setiap anak dalam masa perkembanganya yang meliputi kemampuan motorik, kemampuan wicaranya serta perilaku. Pengamatan dan pemantauan dilakukan secara berkala, karna perkembangan anak dari hari kehari maupun bulan kebulan terjadi pertumbuhan yang pesat. Kriteria kemampuan telah diulas sesuai pertumbuhan usianya, bila pada anak kita dalam masa pertumbuhannya tidak melewati phase phase diatas, maka antisipasi pertama adalah diperiksakan pada Dokter spesialis jiwa anak atau pada ahli neuorology untuk diadakan diagnosa. Dengan langkah antisipatif diharapkan intervensi dini telah dilakukan untuk mengetahui gangguan tumbuh kembang anak pada tingkat yang mana. Pada kesempatan ini akan diulas jenis dan macam gangguan tumbuh kembang anak, apa gejalanya serta penyebabnya.

3. Macam gangguan tumbuh kembang anak

a. Autisme
1) Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri, bagi mereka yang penyandang autisme seakan akan hidup didunianya sendiri dalam kegiatannya selalu menarik dari pergaulan, interaksi dan komunikasi sosial dalam kehidupan sehari harinya. Istilah autisme mulai diperkenalkan sejak tahun 1943 oleh Leo Kaner, walaupun penyakit ini sudah ada sejak berabad abad yang lampau. Pada jaman dahulu penyandang autisme dikatakan kelainan seumur hidup, namun dengan penanganan secara tepat, bahwa autisme masa kanak kanak dapat diperbaiki dan diobati dengan cara terapi dan pengobatan yang berkelanjutan.
2). Masa perkembangan balita adalah kesempatan untuk mengoreksi dan memperbaiki perkembangan otaknya, bilamana lebih dari umur 5 tahun keatas tentunya perkembangan otak akan melambat, untuk usia yang ideal adalah sekitar 2 s/d 3 tahun pada perkembangan otak pada usia ini berada pada tahap paling cepat, oleh karena itu diagnosa harus dilakukan sejak dini, bila anak yang memiliki indikasi autisme maka kesempatan pertama dikonsulkan kepada Dr spesialis jiwa anak atau langsung ke center yang menangani autisme.
3). Untuk menyikapi dan menindaklanjuti agar kekurangan kekurangan dapat dieleminasi secara optimal, sehingga anak autisme dapat menyesuaikan dengan anak normal dan dapat mengikuti kegiatan sesuai dengan perkembangan usianya, satu hal lagi dapat menyiapkan anak ini menjadi mandiri untuk masa depannya, oleh karenanya akan dibahas, penyebab, gejala dan penangananya agar bagi orang tua yang memiliki anak kebutuhan khusus dapat keluar dari masalah ini.

b. Penyebabnya

1) Penelitian yang telah dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan apa penyebab dari autisme oleh para pakar neuorology, perkembangan jiwa dan oleh ahlinya, bahwa otak pada anak autisme memilki kelainan. Otak memilki 3 lokasi yang diindakasikan mengalami kelainan neuro anatomis yang penyebabnya sampai saat ini belum dapat dipastikan, banyak teori yang diajukan oleh para pakar, mulai dengan penyebab genetika (keturunan), infeksi virus dan jamur, kekurangan nutrisi, oksigen, serta akibat polusi udara, air dan makanan. Diyakini bahwa gangguan terjadi pada fase pembentukan organ organ (organogenesis) pada usia kehamilan 0-4 bulan sedangkan organ otak baru terbentuk pada usia kehamilan setelah 15 minggu.

2) Dari penelitian yang terus dilakukan oleh pakar dari beberapa negara diketemukan beberapa fakta adanya kelainan anatomis pada lobus patietalis, cerebelum dan sistim limbiknya. Penyandang autisme memiliki kelainan di otaknya pada lobus parietalis, yang berdampak pada kurang peduli pada lingkunganya. Diketemukan pada otak kecil (cerebellum) pada lobus ke VI dan ke VII, otak kecil ini yang bertanggung jawab atas proses sensoris, daya ingat, berpikir, belajar berbahasa dan proses perhatian (atensi). Diketemukan pula penyebab lain yaitu pada daerah sistim limbik yang disebut hippocampus dan amiygdala yang mengakibatkan fungsi kontrol terhadap agresi dan emosi tidak dapat dikendalikan. Sedangkan amiygdala juga bertanggung jawab pada rangsang sensoris seperti pendengaran, penciuman, perabaan dan rasa takut sedangkan hippocampus bertanggung jawab terhadap fungsi belajar dan daya ingat.

3). Pada kehamilan semester pertama pada 0-4 bulan dapat dipicu dari infeksi (toksoplasmosis, rubella, candida), logam berat (pb,AI,hg, dan cd), zat adiktif(MSG, pengawet, pewarna). Setelah melahirkan dapat diketemukan pada logam berat, MSG, protein susu sapi (kasein), protein tepung terigu (gluten) dan tumbuhnya jamur yang berlebihan diusus anak sebagai akibat pemakaian antibiotika, hal ini menyebabkan kebocoran usus sehingga tidak sempurnanya untuk memproses pencernaan kasein dan gluten. Perlu diketahui bahwa kedua protein ini diproses hanya sampai polipeptida, padahal zat ini dapat menimbulkan efek morfin pada otak anak. Dengan diketemukan banyak penyebab, maka penanganan autisma tidak mudah, perlu penanganan yang serius perlu keterlibatan berbagai disiplin profesi ( ahli laboratorium, ahli keracunan logam, ahli gizi dan ahli neuorology) sehingga penanganan dan pengobatan berjalan secara efektif dan effisien.

c. Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)

1). ADHD dapat diartikan dengan gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktivitas, banyak orang yang mengatakan dengan julukan hiperaktif sebagai penyakit, justru itu merupakan perilaku dari anak yang menyandang handycap tersebut. Adanya anak yang berprilaku khusus disebut anak hiperaktif yang artinya bahwa setiap aktifitas kelihatan aktif tanpa kenal lelah, namun setiap kegiatanya tidak pernah diakhiri dengan penyelesaian, sedangkan bagi anak normal disebut overaktif setiap kegiatan yang dilakukakan walaupun kelihatan aktif, namun tetap adanya tujuan dan penyelesaianya serta terlihat adanya maksud untuk mempelajari sesuatu.

2) Anak dengan ADHD hampir mirip dengan anak autisme, akan tetapi anak ini memiliki kemampuan komunikasi dan interaksi sosial yang lebih baik, namun pada pada tahapan setelah diterapi efektif dan efisien, maka anak autisme perilakunya mirip dengan anak ADHD. Akan tetapi dalam mengamati perbedaan ini harus jeli, karena jangan sampai terjadi anak autisme dianggap hanya ADHD sehingga penanganan dan diagnosa tidak tepat sasaran, bila anak autisme tidak diterapi pada ahlinya, maka akan terjadi regresi prilaku, stagnansi prilaku yang tidak sesuai usianya..

3). Dalam bidang akademis anak ADHD kurang berprestasi, walaupun memiliki intelegensi yang normal bahkan superior, hasil dari nilai pelajaran tidak maksimal atau rendah, hal ini terjadi dikarenakan kurangnya kemampuan pemusatan perhatian, serta perilaku impulsif anak yang bersangkutan. Dalam kegiatan sehari hari anak penyandang ADHD selalu hiperaktif tanpa disadarinya, aktifitasnya berdampak kepada lingkungan sekitarnya. Menyela pembicaraan orang atau merusak merupakan sifatnya, sehingga dia dijauhi oleh teman temanya, keadaan seperti ini akan membuat kehilangan rasa percaya diri dan depresi.



d. Penyebab dari ADHD

1). Untuk melihat lebih dalam apakah penyebab dari permasalahan diatas, maka akan dijelaskan penyebabnya terdiri dari gangguan otak bagian depan yang disebut lobus frontalis sekitarnya, yang berfungsi mengontrol proses berpikir dan mempengaruhi prilaku anak. Prilaku yang melekat pada anak ini tidak pada umumnya dan prilaku yang dikerjakan tanpa disadari oleh yang bersangkutan, hal ini terjadi adanya kelainan struktural otak dan ada masalah biokimia diotak mereka.

2). Didapatkan hipometabolisme atau rendahnya metabolisme zat zat kimia dan hipoperfusi yang berarti rendahnya proses penyampaian zat zat biokimia diotak pada interior kiri lobus frontalis dan nucleus caudatus pada anak penyandang ADHD. Diagnosa ini didapatkan dengan pemeriksaan PET (Positron Emission Tomography), MRI ( Magnetic Resonance Imaging) serta SPECT (Singgle Photon Emission Computed Tomography).

3). Faktor genetika diduga memiliki pengaruh juga, hal ini dapat dilihat pada anak kembar penyandang ADHD saudara kembarnya memiliki kelainan yang sama. Ada pula pemicu lain seperti pada masa kehamilan keracunan dalam rahim, trauma kepala dan gangguan pernapasan bayi pada saat kelahiran, oleh karenanya pengobatan anak ADHD adalah pengobatan jangka panjang yang memerlukan penanganan medis, terapi dan pemberian asupan obat obatan yang tepat berdasarkan dokter yang berkompeten.
e. PDD Nos

1). PDD Nos (Pervasive Developmental Disorder Not Otherwise Specified) yang berarti Gangguan perkembangan bukan autisme karna penyandang ini tidak secara penuh memenuhi kriteria autisme klasik, namun bagi orang awam akan sulit untuk membedakan antara PDD (Ganguan Perkembangan Autisme) dan PDD Nos.Seharusnya kita dapat membedakan pada bagian mana anak ini mengalami gangguan, agar dalam menentukan dan memilih terapi, bimbingan, dan pengasuhan yang tepat untuk kesembuhannya.

2). Seperti telah diterangkan dari beberapa gangguan perkembangan anak terdiri dari spektrumnya mulai dari tingkat yang paling berat maupun yang ringan, salah satunya adalah PDD Nos merupakan spektrum autisme paling ringan dan kelompok ini menunjukan katagori yang sangat heterogen dibandingkan dengan autisme tipikal /klasik. Kekurangan yang dimiliki dari penderita ini adalah gangguan dalam komunikasi nonverbal (komunikasi simbolis) yang merupakan simtom paling utama, dimana kondisi kekurangan (defisit) ini yang menyebabkan gangguan fungsi intelegensia dalam kemampuan abstraksi logika analisis dan kreatifitas.

4. Gejala Yang Ditimbulkan

. Pada anak dengan gangguan yang telah dijelaskan diatas akan mengalami beberapa keterlambatan perkembangan psikomotor, gangguan perkembangan bahasa dan gangguan perilaku, namun diperkirakan 30% s/d 40% anak autisme memiliki IQ diatas normal. Beberapa parameter tentang karateristik autisme dari beberapa gejala dan efek yang ditimbulkan telah diterangkan oleh group psikiatri Amerika terdiri dari ICD-10 1933 (International Classification of Diseases) dan DSM –IV 1994 (Diagnosticand Stastistical Manual). Beberapa gejala menurut diagnosa diatas sebagai berikut:

a. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang dua arah gejalanya adalah:

1). Anak tidak mampu menjalin interaksi sosial yang memadai kepada orang lain seperti kontak mata sangat kurang yang artinya bila diajak melakukan kontak mata dalam percakapan anak ini tidak akan bisa bertahan lama dalam menatapnya, ekspresi muka kurang hidup diartikan bahwa raut wajah kelihatan tak peduli dengan situasi, gerak gerik kurang tertuju lebih mengarah pada kegiatan yang semaunya tanpa konsentrasi.

2). Tidak dapat bermain dengan teman sebayanya, lebih cenderung menarik diri dan lebih suka bermain sendiri dengan permainanya, dapat diartikan permainan tidak berkembang lebih suka pada permaianan satu titik misalnya memutarkan roda pada mainan secra terus menerus.

3). Anak penyandang autisme tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain seperti tidak peduli dengan situasi, apa yang terjadi dihadapanya kurang merespon atau bereaksi, seharusnya akan merespon atau menjadi tanggap dengan keadaan saat itu.

4).. Penyandang autisme memiliki kekurangan dalam hubungan sosial karena kecenderungan bermain sendiri dan kurang memiliki emosional yang timbal balik yang artinya tidak memiliki rasa empati.


b. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi gejalanya adalah:

1). Berbicara terlambat bahkan sama sekali tidak berkembang, dalam interaksi nya tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain, dapat menerima dan mengerti apa yang diminta namun memiliki kekurangan dalam mengungkapkan.

2). Bila dapat berbicara tidak dipakai untuk komunikasi dua arah kepada orang lain, akan tetapi berbicara dengan bahasanya sendiri dalam interaksi nya komunikasi tidak dua arah untuk lawan bicara.

3). Sering menggunakan bahasa aneh dan diulang ulang bila mendengar kalimat baru, hal ini merupakan upaya yang bersangkutan untuk memasukan dalam memorinya atau sebagai trial dan error dalam berbicara.

4). Dalam kegiatan bermain kurang variatif alias monoton hanya itu saja yang dikerjakan, kurang imajinatif bagi anak yang normal tentunya memiliki permaianan berimajinatif seperti bermain menjadi peran dokter, tentara ,dan presiden dan lain lain.

c. Suatu pola yang dipertahankan dan diulang ulang dari pelaku gejalanya adalah

1). Anak ini mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang khas yang artinya tidak sama dengan anak yang normal dalam minat tertentu.

2). Kadang kala bila minat satu hal secara berlebihan misalnya senang pada satu mainan akan dibawa terus kemana dia melangkah.

3). Terpola dan terpaku pada satu kegiatan yang rutinitas yang tidak ada manfaatnya seperti bermain yang diulang dari waktu kewaktu tanpa memiliki tujuan yang pasti.

4). Kadang kala adanya gerakan gerakan aneh yang khas dan diulang ulang seperti memainkan tangan atau memainkan kaki sambil diikuti dengan suara/bahasa planet seolah sedang bermain seperti dalam imajinasinya.

5). Seringkali sangat terpukau pada bagian bagian benda tertentu dalam melihat suatu bagian tidak melihat secara utuh, namun lebih melihat atau tertarik pada bagian tertentu saja, dapat dilihat dalam bermain sepeda lebih tertarik pada rodanya untuk diputar sampai berjam jam bahkan sampai seharian.

d. Untuk gejala anak ADHD memiliki 3 kriteria sebagai berikut:

1) Inatensitas yang diartikan tidak adanya perhatian apa yang telah diinstruksikan seperti;

a. Karena tidak adanya perhatian dan menyimak anak ini akan gagal dalam menyimak dan menjelaskan hal hal yang rinci.

b. Mengalami kesulitan bertahan dalam waktu yang lama untuk satu aktifitas

c. Dalam komunikasi tidak mau mendengarkan sewaktu melakukan pembicaraan.
d. Sering beralih perhatian dikarenakan oleh stimulus dari luar dan pelupa dalam kegiatan sehari hari.
e. Suka menghindar untuk tugas yang memerlukan perhatian yang lama serta pelupa dalam kegiatan sehari hari.
2) Impulsivitas yang ditandai dengan rasa tidak sabaran karena dipengaruhi impulsif motorik, impulsif verbal atau kognitif seperti:
a. Seringkali memberi jawaban dari pertanyaan yang belum selesai diajukan serta kesulitan dalam setiap kegiatan untuk menuggu gilirannya.
b. Sering menyela orang lain, mengganggu dan usil terhadap orang lain.
c. Kurang hati hati atau tanpa pikir panjang dalam melakukan kegiatan sehingga tanpa mengetahui akibat yang dapat membahayakan dirinya
d.. Untuk setiap permintaanya harus segera dipenuhi sebaliknya bila tidak terpenuhi, maka akan mengamuk.
e. Tidak dapat menghadapi persoalan dengan tabah, mudah frustasi dan putus asa dan tidak sabar.
3) Hiperaktivitas Didorong oleh keinginan yang tidak disadarinya yang ingin selalu bergerak atau tidak bisa berdiam diri, seperti:
a. Sering menggerakan anggota tubuhnya seperti kaki atau tangan serta menggeliat
b.. Suka berlari dan memanjat disetiap kegiatan dan aktifitasnya
c. Mengalami kesulitan melakukan aktifitas dengan tenang selalu gelisah dan tidak konsentrasi.
d. Selalu bergerak tidak bisa berdiam diri seolah olah diatur oleh motor penggerak.
e. Memiliki kemunduran kerja dalam berbagai tugas yang tidak menunjukan hasil.

5. Penanganan dan Terapi Kesembuhan.

a. Terapi perilaku ( Behavior Terapi) telah banyak dikembangkan untuk anak kebutuhan khusus yang tujuannya untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan anak terhadap aturan yang berlaku dan melakukan perubahan perilaku yang berlebihan untuk dikurangi sedangkan untuk perilaku yang kurang akan ditambahkan. Terapi ini mengkonsentrasikan penanganan pada pemberian reinforcement positif setiap anak berespons benar sesuai yang di instruksikan. Sedangkan pada respon negatif tidak mendapatkan punishment. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain :

1). Perintahkan anak untuk melakukan kegiatan duduk atau menulis sesuai perintah bila melakukan dengan benar, maka memberikan penghargaan dengan mengajak dia “tos” atau mengatakan hebat dan pintar.

2). Memberikan permainan yang menggunakan konsentrasi untuk melatih kontak mata dan berkonsentrasi pada setiap tugas antara lain permainan puzle, permainan menyusun balok, pengenalan warna, bentuk angka dan pengenalan yang menggunakan intelegensi.

3). Untuk melatih kontak mata dan konsentrasi berikan permainan meronce yaitu memasukan benang kedalam benda yang dilubangi atau ring berwarna warni sambil mengenali jenis warna.
4). Memberikan permainan berpura pura atau berimajinasi seperti bermain mobil mobilan,dokter dan peran peran lain.

b. Terapi SI (Sensory Integration) yang bertujuan untuk mengolah dan mengartikan seluruh rangsang sensoris yang diterima dari tubuh maupun lingkungan untuk menghasilkan respon yang searah. Terapi ini berguna untuk menigkatkan kematangan susunan syaraf pusat agar lebih mampu untuk memperbaiki struktur dan fungsinya selanjutnya merangsang koneksi sinaptik yang lebih kompleks sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kapasitas untuk belajar.Beberapa kegiatan yang harus dilakukan antara lain:

1). Berikan kegiatan anak untuk bermain yang terdiri berbagai macam permainan mulai permainan keseimbangan, melompat, berlari, dan berjongkok serta latihan trampolin untuk melatih motorik kasar.

2) Memberikan latihan otot tangan dengan permainan memegang bola, melempar bola kesatu titik dan latihan bergelantungan (flyng fox) serta merayap.

3). Melakukan kegiatan berlari, mendaki/turun bukit dan bersepeda setiap ada kesempatan upayakan kegiatan selalu ada jangan biarkan anak memiliki waktu lowong untuk sendiri.

4). Melakukan kegiatan berenang setiap ada kesempatan untuk melatih seluruh otot merupakan kegiatan yang dianjurkan karna melatih seluruh kekuatan otot secara menyeluruh.

c. Terapi wicara yang bertujuan untuk melatih anak autis melakukan latihan berbicara agar komunikasi verbalnya dapat berkembang secara normal, karena sebagai sarana komunikasi dengan orang lain. Hampir semua anak autisme memiliki kesulitan berbicara dan berbahasa, kadang kadang bicaranya cukup berkembang , namun mereka tidak mampu untuk menggunakan kemampuan bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan lawan bicaranya(.komunikasi dua arah) Adapun latihan yang diberikan antara lain :

1). Menggunakan alat bantu (Augmentative Comunication) Yaitu dengan cara memberikan gambar atau simbol atau bahasa isyarat sebagai kode bahasa dan alat bantu itu sendiri bagi yang belum dapat berbicara.

2). Mengajarkan atau memperbaiki kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara verbal yang baik dan bahasa reseptif/ekspresif terdiri dari Kata benda, kata kerja dan kemampuan memulai pembicaraan.

3). Memberikan latihan berkomunikasi dengan cara mengajak berbicara,bercanda dalam suasana yang gembira.

4). Menyertakan teman yang seusianya sebagai rangsangan untuk kegiatan sehari hari sebagai proses belajar tumbuh kembang anak dengan cara bermacam macam permainan, belajar berempati dan awaerness dalam kehidupan bermasyarakat.

d. Teori okupasi yang bertujuan untuk melatih otot otot halus , perlu diketahui bahwa anak autis memiliki keterlambatan perkembangan motorik halus seperti gerakan yang kaku dan kasar,sulit memegang benda dengan cara yang benar (memegang sendok,menyuap makanan kemulut dan sulit bersalaman).Dengan terapi ini untuk menjadikan semua otot otot berfungsi dengan benar dan tepat..Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan:

1). Mengajarkan untuk mengerjakan sendiri semua kebutuhannya agar dapat mandiri dalam kegiatan rutin sehari hari, seperti melatih mengancing baju, memakai sepatu, mandi dan Buang air besar.

2). Mengajarkan cara memegang benda dan menggunakannya untuk kemandirian dalam beraktifitas dan memasuki usia pra sekolah, sehingga dapat menyesuaikan dengan anak seusianya dengan cara (Menggunakan pinsil, belajar mewarnai dan melukis dll).

3.) Mengajarka cara bermain suatu alat sesuai dengan bakatnya secara terus menerus untuk ketrampilan dan bakatnya agar anak menjadi siap menghadapi masa depan.

e. Teori Biomedik Dikembangkan oleh oleh Dokter yang tergabung dalam DAN (Defeat Autism Now) Mereka menemukan bahwa gejala anak ini diperparah adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak,oleh karena itu terapi ini bertujuan pembersihan fungsi abnormal pada otak diharapkan fungsi susunan saraf pusat bisa bekerja dengan lebih baik, sehingga gejala autisme berkurang bahkan menghilang. Beberapa langkah yang harus ditempuh:

1). Berkonsultasi dan membeli obat obatan berdasarkan resep Dokter yang ahli (Dokter spesilis jiwa dan anak) yang menangani autisme dan dilakukan secara berkala, banyak obat dan vitamin yang harus dikonsumsi untuk pengobatanya.

2). Obat maupun vitamin dalam memberikan kepada anak autisme hendaknya diberikan secara berhati hati, karna keduanya dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki.

3). Berikan obat vitamin yang sering digunakan antara lain adalah Risperidone/risperdal,ritalin,baloperidol,pyridoksin (VITB15),TMG, Magnesium,Oega-3 dan omega -6 dan diberikan dengan tujuan efek samping sudah diketahui.

4). Pemberian obat dan vitamin jangan sampai terhenti, karena berdampak pada regresi prilaku yang tadinya sudah baik akan timbul kembali.

6. Upaya Upaya Pemecahan bagi Keluarga T N I –A L

Dihadapkan dengan pendapatan yang terbatas untuk biaya pengobatan, maka perlu pemecahan, agar setiap keluarga TNI AL yang memiliki anak kebutuhan khusus dapat tertangani demi masa depannya. Markas Besar TNI AL terbagi dalam 2 kawasan yaitu Wilayah Barat dan Wilayah Timur dan dibagi 6 Komando Utama yang membawahi beberapa Badan pelaksana pusat dan Kepala Satuan Kerja. Hal ini merupakan suatu organisasi yang memiliki subordinat sampai ke bawah, disamping melaksanakan tugas pokok salah satu adalah fungsi perawatan personel. Fasilitas rumah sakit (Rumkit) berada diselueuh jajaran satuan kerja dapat di manfaatkan untuk lebih memperhatikan problem keluarga TNI AL. Sumber daya manusia yang ada dapat diberdayakan, agar dapat menangani persoalan keluarga. Adapun upaya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Setiap Rumkit TNI AL yang berada pada Kotama, Lantamal maupun Satker sesuai tingkatanya agar memfasilitasi dan membangun sarana dan prasarana untuk penanganan anak kebutuhan khusus dengan cara membuat ruang bermain (Sensory integrity) ruang terapi wicara dan ruang terapi behavior serta ruang conseling.

b. Memiliki Program program penanganan dan terapi berdasarkan metode yang sudah teruji dan dapat dipertanggung jawabkan seperti metode ABA, LOVAS, floor Time, LEAP dan TEAACH, serta memperdalam dan mengkaji metode yang mana paling mudah murah dan efektif.

c. Merestrukturisasi organisasi Rumah sakit diseluruh wilayah sesuai tingkatnya untuk tugas dan fungsi penanganan permasalahan gangguan tumbuh kembang anak tentunya tidak ingin generasi keluarga TNI AL tidak dapat bersanding atau dipertandingkan dengan anak lain dalam menghadapi kehidupan yang kompetitif dimasa depan.

d. Memberdayakan Sumber Daya Manusia di Rumah sakit dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk ahli neurology, ahli psikologi dan ahli terapi sesuai disiplin ilmu yang dibutuhkan. Kedepan permasalahan gangguan tumbuh kembang akan semakin meningkat, dihadapkan dengan perkembangan teknologi dan faktor lainya.

e. Merekut untuk ahli perkembangan jiwa dan anak, ahli neurologi dan ahli jiwa anak untuk mengoperasionalkan sarana dan prasarana dan menangani permasalahan tumbuh kembang anak bagi keluarga besar TNI AL.

f. Melaksanakan sosialisasi kepada keluarga besar TNI AL untuk selalu mendeteksi dini gangguan tumbuh kembang putera dan puterinya serta memberikan pembekalan untuk mengetahui tahapan tahapan tumbuh kembang anak.

g. Melaksanakan seminar tentang anak autis dengan melibatkan seluruh pihak yang terkait melibatkan pakar pakar penanganan anak autisme.

h. Membentuk komuniti bagi orang tua yang memiliki anak autisme sebagai sarana sharing pengalaman karna antara anak satu dengan lainya sangat berbeda gejalanya dan berbagi bagaimana penanganan yang efektif.

I. Memberikan subsidi silang untuk pendanaan pembelian dukungan obat obatan yang cukup mahal dari dukungan anggaran Rumah sakit dari dana pendapatan yanmasum.



7. Kesimpulan dan saran

a. kesimpulan

1). Perkembangan anak perlu diperhatikan secara terus menerus apalagi gangguan tumbuh kembang anak perlu dikoreksi dan diperbaiki agar anak kita sebagai hasil cinta kasih dan kebanggaan keluarga menjadi anak yang pintar dan mandiri untuk menghadapi masa depanya.

2.) Penanganan dan terapi sesuai metode dapat dijaga intensitas dan kontinuitasnya dilakukan secara periodik tanpa terhenti sampai anak dapat melakukan kegiatan dan interaksi seperti anak normal, bila berhenti terapi maka akan terjadi regresi perilakunya.

3). Pengobatan dan penanganan memakan waktu yang cukup lama (2sampai 3 tahun) hal ini yang membuat biaya yang dikeluarkan tidak sedikit sehingga menjadi mahal bisa di bayangkan dalam satu minggu 3 kali terapi yang berisikan 2 sesion, maka dalam 1 minggu 6 kali terapi biaya terapi terdiri dari Terapi prilaku Rp 85..000, Terapi sensori integritas Rp.130.000.Terapi bicara Rp. 75.000 dan terapi okupasi Rp. 75.000.dan konsultasi Dokter Rp .165.000/bln belum termasuk biaya obat obatan sebesar antara Rp.300.000 sampai dengan Rp.600.000 jadi biaya 1 bulan sebesar Rp.3.500.000.

4). Perilaku dan komunikasi sosial sangat diperlukan sebagai mahluk sosial, untuk diketahui bahwa mahluk tidak dapat berdiri sendiri dan mereka saling membutuhkan, oleh karenanya perilaku anak autis harus dikoreksi agar dapat berperilaku seperti norma pada umumnya.sehingga mereka dapat diterima untuk mengisi sebagai human yang berinteraksi.

b. saran.

1). Perlu perhatian bagi pihak yang berkompeten untuk penanganan dan solusi bagi keluarga besar TNI AL yang anak nya memiliki gangguan tumbuh kembang melihat biaya yang dibutuhkan sangat besar.

2). Perlu intensitas dan kontiunitas selama 40 jam dalam seminggu untuk pelaksanaan terapinya, karena waktu yang diberikan ditempat terapis tentu terbatas oleh karenanya diberikan dirumah, bila ditempat terapi biaya yang dibutuhkan tidak sedikit.

3). Perlu kasih sayang dan cinta kasih untuk penanganan dan terapinya karna kesabaran dan ketulusan hati dapat mempercepat proses penyembuhanya, satu hal walaupun bagaimana anak adalah amanah dari penciptanya yang harus dijaga, dirawat, dibimbing dan disiapkan untuk menghadapi kehidupannya.

4). Perlu ruangan tersendiri dirumah untuk didesain seperti tempat bermain diterapi (model tempat terapi) sebagai terapi tambahan untuk mencapai target 40 jam seminggu mengingat proses penyembuhan yang memakan waktu dan biaya yang besar, maka cara ini dianjurkan.

Demikianlah problem yang terjadi dalam kehidupan keluarga pada umumnya dan keluarga TNI AL pada khususnya, merupakan kesedihan dan rasa penyesalan yang dalam bila mana kita mengetahui kekurangan buah hati kita dibandingkan anak lain, akan tetapi kita tidak dapat berbuat sesuatu dan kewajiban orang tua adalah menyiapkan anaknya menjadi anak yang mandiri. Dengan keterbatasan dana yang kita miliki merupakan kendala yang besar, oleh karena itu pengalaman ini diberikan kepada keluarga yang memiliki anak seperti diatas dan dihadapkan keterbatasanya, semoga dapat bermanfaat penulis menyadari masih banyak kekurangan yang diulas dan penulis menyarankan masih banyak referensi yang membahas tentang ini bisa didapatkan dimana mana.

It,s better than to late than never to do it
“ Kibarkan bendera kewajiban “
Penulis
Arief Muchtarom .S.E Kolonel Laut (S) NRP 9232/p

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. DR .Dr .Y. Handoyo, MPH ” Autisme “ Petujuk Praktis dan Pedoman Materi Untuk Mengajar Anak Normal Autis dan Prilaku Lain Jakarta Bhuana Ilmu Populer Edisi Tahun 2008.

2. Galih A Veskarisyanti “ 12 terapis Autis Paling Efektif dan Hemat” Pustaka Anggrek Edisi Tahun 2008.

3. Julia Maria van Tiel “ Anakku Terlambat Bicara “ Jakarta Prenada Tahun 2008.

4. Http://Putera Kembara .co .Id

5. Lietratur Tentang Autisme

Riwayat Penulis


Lahir di Jakarta pada tanggal 8 september 1965, menyelesaikan pendidikan SD THN 1977, SMP 1981,SMA 1984 THN serta S1 FE STIE THN 2002 di Jakarta ,Sedangkan pendidikan Militer AKABRI THN 1988 Angkatan 33 ,suspaja TH 1988, Tarkadeplog THN 1989, MTT Supply Course THN 1991 ,Dikspespa Minku Ang 7 THN 1993,Suspabenku Hankam Ang 1 THN 1996, Diklapa Banpur Ang 12 Dik Reg Ang XL THN 2003.dan Sus Danlanal THN 2007. Untuk penugasan selama ini Mulai dari Letda sampai dengan Kapten bertugas di KRI sebagai Kadeplog dan Pengambilan Kapal Frosch di Germany selama 3.5 Bulan ,sedangkan di Staff Sebagai kasubagku Disadal THN 1996, Kasubsi Tabuk Diskual THN 1998, Pekas Seskoal THN 2000,Kagud M-3 Dismatbek Armatim , Pekas Satfib Armatim , Dansefungkhas Kodikal THN 2004 Pekas Mako Armabar THN 2006 dan Asrena Lantamal ! THN 2008. sekarang sedang mengikuti program magister S2 di UNHAN Dep Han TA 2009- 2010.

” To be agent of Change more ever Change have resist “

Selamat Membaca Semoga Berguna

1 komentar:

  1. Mohon saran dan masukan bagaimana menangani anak yang PDD nos permasalahannya adalah komunikasi dua arah yang belum komunikatif dan konsentrasi belum bagus.......mungkin ada masukan buat saya terima kasih

    BalasHapus